SENJATA KEEMAPAT
Perisai - Iman
Apa kah yang dimaksud dengan iman? Iman
adalah salah satu dari perlengkapan senjata Allah yang diberikan kepada kita
untuk kita gunakan dalam kehidupan kita, khsusnya pada saat kita menghadapi
perang. Pada saat rasul Paulus menjelaskan tentang perisai iman seperti
tertulis dalam Efesus 6: 16: “dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman,
sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si
jahat.”
Dia tidak menjelaskan secara rinci dari mana
kita memperoleh iman tersebut. Dia hanya menjelaskan fungsinya sebagai perisai
yang dapat menangkal semua panah api dari si jahat. Berbeda dengan penjelasan
alat perlengkapan senjata lainnya, seperti ikat pinggang kebenaran yang berarti
bahwa pinggang dililiti dengan kebenaran. Tentang iman tidak disebutkan dengan
jelas dari mana kita memperolehnya, dan apa yang harus kita lakukan untuk
memperolehnya.
Pengertian iman secara definisi diberikan
oleh rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat Ibrani: “Iman dalah dasar dari
segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita
lihat” (Ibrani 11:1).
Dalam Roma 10:17 dikatakan: “Jadi, iman
timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Tuhan”. Nats ini
mengatakan bahwa iman timbul dari pendengaran oleh firman Tuhan. Jika dikatakan
timbul berarti sudah ada, sehingga dia bisa timbul (bekerja). Pengertian
pendengaran dalam hal ini adalah pemahaman.
Ada dua saluran masuknya pemahaman (pengetahuan)
ke pikiran kita, yakni melalui telinga (mendengar), dan melalui mata (membaca).
Firman Tuhan yang kita dengar atau kita baca diterima oleh otak, lalu kita
memiliki pengetahuan tentang firman Tuhan.
Daya serap dan daya analisis otak terhadap firman
Tuhan sangat menentukan iman percaya kita terhadap firman Tuhan. Bila otak kita
menerima firman Tuhan lalu hati kita percaya tentang apa yang diperkatakan oleh
firman Tuhan. Itulah yang dimaksud dengan iman percaya kita.
Iman yang hidup. Bila otak kita tidak
menerima firman Tuhan yang kita dengar atau kita baca, lalu hati kita pun tidak
percaya berarti kita tidak beriman. Dari mana kita memperoleh iman itu? Iman
timbul dan bekerja ketika kita memahami firman Tuhan.
Ternyata iman itu adalah salah satu karunia
Roh dari Sembilan karunia Roh yang ada. Dalam suratnya kepada jemaat Korintus,
rasul Paulus mengatakan: “Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, …”
(1 Korintus 12:9).
Jadi iman adalah karunia Roh yang diberikan
kepada kita oleh Allah. Ketika kita percaya kepada Yesus Kristus, kita telah
dikaruniai Roh yang membuat kita untuk memercayai-Nya. Demikianlah Yesus
berkata: “Lalu Ia berkata: “Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak seorang
pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya”
(Yohanes 6:65). Ketika Allah mengaruniakan Roh-Nya kepada kita untuk memercayai
Yesus, sekaligus kita pun memiliki iman yang diberikan kepada kita bersama-sama
Roh itu.
Kata iman dan kata percaya (kepercayaan)
merupakan kata yang bersinonim atau memiliki kesamaan arti. Walaupun telah
dikatakan sebelumnya bahwa iman merupakan hasil kekuatan pikiran, sedangkan
percaya atau kepercayaan muncul dari hati melalui proses iman.
Menurut Ensiklopedi Alkitab, kata ‘iman’
diterjemahkan dari bahasa Ibrani ‘emun’ banyak digunakan dalam kitab Perjanjian
Baru (PB), dan dalam kitab Perjanjian Lama hanya digunakan dua kali, yakni
dalam Ulangan 32:20 yang diterjemahkan menjadi ‘kesetiaan’, dan dalam Habakuk
2:4 (TBI) diterjemahkan ‘percaya’.
Bahasa Ibrani ‘batakh’ diterjemahkan (TBI)
dalam bahasa Indonesia dengan ‘percaya’. Kata iman dan percaya banyak digunakan
dalam alkitab secara bergantian, karena yang dimaksudkan oleh kedua kata
tersebut adalah sikap kita yang benar kepada Allah, yakni iman atau kepercayaan
kita.
Jadi iman atau percaya adalah sikap. Marilah
kita simak firman Tuhan dalam Mazmur 37:3-4: “Percayalah kepada Tuhan dan
lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia, dan bergembiralah karena Tuhan; maka Ia
akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.” Ayat ini jelas
memperlihatkan kepada pembacanya mengenai sikap terhadap Tuhan dengan kata-kata
‘percayalah, lakukanlah, diamlah,
berlakulah, dan bergembiralah’.
Pemazmur berusaha supaya hidupnya benar, dan mengajak pembaca berharap kepada
Allah dengan sikap yang didasari oleh iman dan percaya hanya kepada Allah.
Kata iman ditujukan hanya kepada Allah. Kata
iman tidak ditujukan kepada manusia, apalagi kepada berhala. Orang Kristen
disebut orang beriman karena percaya hanya kepada Allah dalam Yesus Kristus.
Kita tidak boleh percaya kepada diri sendiri,
apalagi kepada berhala atau setan. Jadi sebagai orang beriman, kita harus
percaya hanya kepada Allah dalam Yesus Kristus. Seperti firman Tuhan dalam
(Amsal 3:15): “Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah
bersandar kepada pengertianmu sendiri.”
Bagian akhir ayat ini bahkan melarang kita
orang percaya untuk bersandar pada pengertian sendiri. Karena setiap orang yang
bersandar pada pengertian sendiri disebut orang bebal (Amsal 28:26).
Yeremia memperingatkan supaya jangan percaya kepada
apa pun yang dari manusia. “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang
mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari Tuhan.”
(Yeremia 17:5).
Sebagai orang percaya bahkan kita tidak boleh
mengandalkan kebenaran kita sendiri (Yehezkiel 33:13). Allah mengutuk keras
orang yang mengandalkan berhala (Yesaya 42:17).
Kata
percaya bisa digunakan secara umum, baik untuk Tuhan, untuk manusia, dan
lainnya. Kata percaya memiliki makna yang luas sehingga perlu diperhatikan
konteks dimana kata tersebut digunakan.
Kata
‘percaya’ dalam bahasa Inggris bisa berarti ‘believe’, dan bisa berarti
‘trust’. Kata ‘believe’ dalam ungkapan ‘believe in God’ berarti ‘percaya kepada
Tuhan’, artinya percaya keberadaan Tuhan. Percaya kalau Tuhan ada. I believe
that God is Omnipresent. Kata ‘believe’ bisa juga berarti ‘percaya’ kalau
seseorang tidak berbohong.
Kata ‘trust’
dalam ungkapan ‘trust in God’ bisa berarti ‘percaya atas kemampuan Tuhan’ untuk
melakukan atau mengerjakan sesuatu. Bila kita mengatakan bahwa kita percaya
kepada Tuhan Yesus Kristus berarti kita percaya keberadaannya, kita percaya
kekuasaan-Nya, kita percaya bahwa hidup mati kita ada di dalam tangan-Nya.
Sewaktu
kepala penjara di Filipi bertanya kepada Paulus dan Silas, “Tuan-tuan, apakah
yang harus aku perbuat supaya aku selamat?” Tanpa ragu-ragu mereka menjawab, “Percayalah
kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat.” (Kisah Rasul-Rasul 16:30)
Kata
percaya dalam ayat ini berarti meletakkan iman seutuhnya hanya dalam Tuhan Yesus
Kristus untuk keselamatannya. Keselamatan dan kehidupan kekal hanya ada dalam
Yesus Kristus.
Yesus mengatakan:
“Akulah jalan, dan kebenaran, dan hidup. Tak seorang pun yang datang kepada
Bapa kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6).
Pengertian iman dalam bentuk definisi
terdapat dalam Ibrani 11:1, “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita
harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.”
Dari nats ini dapat dikatakan bahwa iman
adalah dasar pengharapan, dan bukti dari apa yang tak kelihatan. Apa
sesungguhnya yang kita harapkan? Satu hal yang paling kita harapkan dan
rindukan adalah keselamatan kita, kehidupan kekal di Sorga.
Keselamatan itu hanya dapat diperoleh di
dalam Yesus Kristus, iman kita. “Supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya
beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:15). Hanya iman di dalam Yesus Kristus
kita bisa memperoleh kehidupan kekal.
Hanya dengan percaya kepada Yesus Kristus,
tidak perlu dengan meminta, kita otomatis memperoleh keselamatan. “Sebab jika
kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam
hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu
akan diselamatkan” (Roma 10:9).
Memang ada banyak hal yang kita perlukan
selama kita masih di dunia ini, tetapi hal itu haruslah kita minta kepada
Tuhan. Tuhan menyuruh kita meminta kepada-Nya. “Mintalah maka akan diberikan
kepadamu” (Matius 7:7).
Kita dapat meminta apa saja kepada Tuhan
Yesus, tetapi kita harus meminta dengan iman. Meminta dengan iman berarti kita
harus percaya bahwa kita telah menerima apa yang kita minta, karena iman adalah
bukti dari pada apa yang belum kelihatan. “Dan apa saja yang kamu minta dalam
doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya” (Matius 21:22).
Hal terpenting yang harus kita perhatikan
adalah bahwa Tuhan telah menyatakan identitas-Nya kepada kita baik melalui
segala ciptaan-Nya maupun melalui Firman-Nya.
Dengan jelas Tuhan menegaskan: “Akulah
kebenaran”. Cuma terlalu banyak orang yang menganggap itu hanya sekedar
kata-kata atau ungkapan belaka. Mereka tidak bisa melihat identitas tersebut
dalam benak mereka. Akhirnya iman mereka tetap kerdil dan tidak akan pernah
bangkit dan membesar walau hanya sebesar biji sesawi.
Firman Tuhan berkata: “Jadi, iman timbul dari
pendengaran, dan pendengaran oleh Firman Kristus” (Roma 10:17). Bahkan
orang-orang menarik diri dari kepercayaan mereka kepada identitas Tuhan sebagai
kebenaran. Mereka akhirnya mencari kebenaran dunia dan kebenaran mereka
sendiri.
Sampai akhirnya masalah dan persolan serta
tantangan hidup datang menyerang hingga akhirnya tidak berdaya dan kalah.
Kenapa demikian? Karena mereka tidak memiliki senjata perang yang canggih dari
Tuhan untuk menangkis serangan musuh, yaitu perisai iman.
Pengenalan akan Tuhan sebagai satu-satunya
kebenaran, dan sumber kebenaran sangat perlu bagi setiap orang yang ingin
berkemenangan dalam hidupnya. Kita harus benar-benar mengenal siapa Bapa kita,
Yaitu Bapa Kebenaran, Yesus Kristus.
Orang-orang yang tidak mau percaya bahwa
Yesus Kristus adalah kebenaran, dan satu-satunya kebenaran, tetapi mereka
berbicara mengenai kebenaran dunia dan kebenaran mereka sendiri menunjukkan
bahwa mereka tidak mengenal Allah. Mereka tidak dapat membedakan antara Allah
dan musuh kita - iblis.
Saudaraku, kita harus sungguh-sungguh
mengenal karakter Allah yang kepadanya kita beriman. Karakter Allah tidak
bercela. Iblis tidak berkarakter. “Allah tidak mungkin berdusta” (Ibrani 6:18),
sedangkan iblis tidak mungkin mengatakan kebenaran, karena “apabila ia berkata
dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa
segala dusta” (Yohanes 8:44).
Karena itu, setiap orang yang yang menolak
secara diam-diam semua atau sebagian dari Firman Tuhan yang kita peroleh dari
Alkitab menunjukkan bahwa ia tidak dapat membedakan antara Allah dan iblis.
Akibatnya, setiap kali kita menghadapi peperangan dalam hidup kita sering kali
menjadi sasaran empuk bagi musuh kita - si iblis. Situasi semacam ini juga
dapat dikatakan bahwa kita telah kehilangan senjata rohani kita, yaitu perisai
iman dan pedang Roh – Firman Tuhan.
Setiap hari merupakan saat peperangan dalam
hidup kita. Setiap orang bisa memilih apakah dia akan berkemenangan atau akan
mengalami babak belur sebelum babak pertama dimulai. Allah mengundang kita
untuk berkemenagan setiap hari dalam hidup kita.
Setiap orang berhak dan berkesempatan untuk
meraih kemengangan yang Tuhan sediakan bagi kita. Syaratnya tidak sulit-sulit
amat. Hanya dengan percaya dan beriman hanya kepada Yesus Kristus.
Allah mengatakan bahwa tidak ada cara lain,
kecuali dengan iman. “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada
Allah. Sebab barang siapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah
ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari
Dia” (Ibrani 11:6).
Dua hal itu akan tampak dalam kehidupan kita
setiap hari. Apakah kita memperlihatkan iman kita, atau ketidak percayaan kita
dalam tindak perbuatan kita setiap hari? Kita akan dapat mengenali dengan jelas
orang-orang yang hanya berbicara tentang peperangan atau pertandingan yang
baik, tetapi tak pernah menghasilkan apa-apa. Mereka tidak memperlihatkan iman
mereka dalam tindak perbuatan mereka.
Allah menegaskan hal ini melalui Yakobus:
“Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan
kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku” (Yakobus 2:18).
Ketahuilah saudaraku. Allah begitu
memperhatikan dan mementingkan iman kita. Mungkin saja ada orang yang
bertanya-tanya, “Mengapa Tuhan begitu memperhatikan iman kita?”
Tuhan sangat perduli dengan iman kita karena
imanlah yang membuat orang berkenan kepada Allah. Imanlah yang memberi setiap
orang kesempatan yang sama untuk memperoleh dari apa yang tidak nampak dari
pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya yang nyata melalui karya-Nya
sejak dunia diciptakan.
Kita tidak boleh mengenal Allah hanya dalam
kata-kata belaka. Kita harus menyatakan pengenalan kita akan Allah dalam tindak
perbuatan kita. Itulah yang dikatakan dengan iman yang hidup. Hanya dengan cara
itulah kita akan dapat berkemenangan dalam hidup kita karena kita memiliki
senjata perang rohani kita – iman – perisai iman dan pedang Roh.
Jika ada orang yang tidak berkemenangan dalam
hidupnya mungkin perlu memeriksa diri apakah mereka seperti peringatan Tuhan
yang disampaikan melalui Rasul Paulus: “Sebab sekali pun mereka mengenal Allah,
mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya.
Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan
hati mereka yang bodoh menjadi gelap. Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh
hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh” (Roma 1:21-22).
Bagaimana kita bisa mengetahui bahwa kita
cukup kuat dan berkemenangan dalam hidup kita? hal itu sangat mudah untuk
diketahui. Kemenangan kita ditentukan oleh iman kita. Perisai iman kita adalah
Yesus Kristus.
Bila seseorang berkata bahwa dirinya seorang
beriman berarti dia adalah orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Yesus
Kristus. Dia mengandalkan Yesus Kristus dalam hidupnya. Firman Tuhan berkata: “Tetapi
tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah…” (Ibrani 11:6).
Nats ini menjelaskan kepda kita bahwa tanpa
Yesus Kristus kita tidak mungkin berkenan kepada Allah. Karena iman yang
dimaksudkan itu adalah Yesus sendiri. Allah tidak melihat kita, tetapi Dia
melihat Yesus yang ada dalam diri kita. Yesus sendirilah yang membuat kita
berkenan bagi Allah. Dengan demikian Allah melakukan segala perkara dalam hidup
kita.
Bagi orang benar iman lebih dari sekedar
perisai. Iman adalah sejata terdahsyat yang kita dapat miliki – yang dapat
mengalahkan dunia. Firman Tuhan berkata: “Sebab semua yang lahir dari Allah
mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita” (1
Yohanes 5:4).
Apa artinya orang yang lahir dari Allah?
Orang yang lahir dari Allah adalah orang yang lahir baru. Orang kudus. Orang
benar. Orang yang diperanakkan dalam Yesus Kristus. Kita pasti dapat
mengalahkan dunia oleh iman kita, yaitu Yesus Kristus.
Bukan kita yang mengalahkan dunia, tetapi
Yesus Kristus yang menjadi iman kita – yang kepada-Nya kita percaya. Majulah
terus! Jangan lupa mengenakan senjata perlengkapan anda – perisai iman.
Ada orang bertanya kepada saya. Seberapa kuat
perisai iman anda untuk melindungi anda dari serangan musuh? Dengan yakin dan
pasti saya menjawab bahwa perisai iman yang kumiliki adalah perisai iman yang terhebat
yang pernah ada.
Kog bisa begitu yakin anda? So pasti, jawab
saya. Karena saya percaya terhadap firman Allah. Dan saya percaya sepenuhnya
kepada Allah yang memberi firman itu. Allah pernah berfirman kepada Abram:
“Jangan takut Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar” (Kejadian
15:1).
Nats ini sungguh luar biasa meyakinkan dan
menguatkan kita karena dikatakan bahwa Allah sendirilah yang menjadi perisai
kita. Haleluyah…! Lihat saudaraku! Kalau Allah yang menjadi perisai kita, siapa
yang bisa melawan kita. Terpujilah Allah Bapa kita di dalam Yesus Kristus, dari
sekarang sampai selama-lamanya!